****Brahma Putra, dalam bukunya "Karo dari Zaman ke
Zaman" mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatra
Utara yang rajanya bernama Pa lagan".
Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh
dan berkembang bersamaan waktunya dengan kerajaan Majapahit,Sriwijaya,Johor,Malaka,dan
Aceh.Terbukti karena kerajaan Haru pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan
tersebut. Kerajaan Haru pada masa keemasannya, pengaruhnya tersebar mulai dari
Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau.
***Pusat Kerajaan Haru.(Winstedt)
meletakkannya di wilayah Deli yang berdiri kemudian.
***catatan d'Albuquerque
(Afonso de Albuquerque) (Commentarios, 1511, BabXVIII) dinyatakan bahwa
penguasa kerajaan-kerajaan kecil di Sumatera bagian Utara dan Sultan Malaka
biasa memiliki orang kanibal sebagai algojo dari sebuah negeri yang bernama
Aru.
1282
***Haru
pertama kali muncul dalam kronik Cina masa Dinasti Yuan, yang menyebutkan
Kublai Khan menuntut tunduknya penguasa Haru pada Cina pada 1282, yang
ditanggapi dengan pengiriman upeti oleh saudara penguasa Haru pada 1295.
****
Berdasarkan literatur tersebut, Lukman Sinar dalam penjelasan lebih lanjut
mengemukakan bahwa pusat kerajaan ARU adalah Deli Tua dan telah menganut Islam.
1285
****Menurut
catatan MOP dalam bukunya ”Tuanku Rao” sepenakluk Aceh terhadap ”Nagur”, Mara Silu dan laskar yang
tersisa menghancurkan bandar Pase (Aceh) pada tahun 1285 dan masuk Islam serta
berganti nama menjadi Malikul Saleh, Sultan Samudra Pase yang pertama.
1336
***Kerajaan
Aru atau Haru merupakan sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah pantai
timur Sumatera Utara sekarang. Nama kerajaan ini disebutkan dalam Pararaton
(1336) dalam teks Jawa Pertengahan (terkenal dengan Sumpah Palapa) yang
berbunyi [dlm bahasa indonesia]
“Dia, Gajah Mada sebagai patih
Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah
mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila
telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa
***
Juga dalam catatan Mendes Pinto (1539), dinyatakan adanya masyarakat 'Aaru' di
pesisir Timur Laut Sumatera dan mengunjungi rajanya yang muslim, sekitar dua
puluh tahun sebelumnya, Duarte Barbosa sudah mencatat tentang kerajaan Aru yang
ketika itu dikuasai oleh orang-orang kanibal penganut paganisme.
1411-1539
***Pada
abad ke-15 Sejarah Dinasti Ming menyebutkan bahwa "Su-lu-tang Husin",
penguasa Haru, mengirimkan upeti pada Cina tahun 1411.
****Nama Sultan Husin
juga telah disebut-sebut dalam Sejarah Melayu, yaitu sebagai penguasa Aru
sekaligus menantu Sultan Mahmud Shah (Raja Melaka) yang terakhir 1488-1528
Pada
1431 Cheng Ho kembali mengirimkan hadiah pada raja Haru, namun saat itu Haru
tidak lagi membayar upeti pada Cina.
***Raja Haru dan penduduknya telah
memeluk agama Islam, sebagaimana disebutkan dalam Yingyai Shenglan (1416),
karya Ma Huan yang ikut mendampingi Laksamana Cheng Ho dalam pengembaraannya .
**** “Sejarah Melayu” (Variant
Version) menceritakan ketika Sultan Mahmud Melaka terusir Portugis 1511 M. dan
menetap di Bintan, Sultan Husin dari Haru berkunjung kesana dan kawin dengan
Tun Puteh puteri Sultan Mahmud dan ribuan orang Melayu Johor/Riau turut
mengantar tinggal di HARU.
****Pasukan Aceh yang pada tahun 1524 berhasil mengusir Portugis dari Pidi dan Pasai kemudian
menguber sisa-sisa pasukan Portugis yang lari ke Aru. Kerajaan Aru diserang
Aceh sebanyak dua kali yakni pada bulan Januari dan November 1539
****Penyerangan
Sultan Aceh Alaidin Riayatsjah-I bilad Mahkota Alam (alias Al Qahhar) ke Haru,
diceritakan oleh orang Portugis Ferdinand Mendes Pinto dan juga “Hikayat Puteri
Hijo” dari Siberaya (lihat Middendorp).Benteng di kepung 6 hari.
1590-1613
**
Melalui Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618
tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan
dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya
H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga,
M.Solly Lubis, SH, Drs.Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar. Dan DPRD Medan
sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk
Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya antara lain Drs.M.Hasan
Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo. Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14
Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya
untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang
dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan
Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590. Hasil penetlitian sementara
disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka sebuah kampung di pertemuan dua
sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung yang bernama Medan Puteri.
*****
Guru Patimpus Sembiring Pelawi (lahir
di Aji Jahe, hidup sekitar akhir abad ke-16 dan
awal abad ke-17), Guru Patimpus berasal
dari dataran tinggi Karo. Guru Patimpus Sembiring Pelawi adalah orang yang dikenal
sebagai pendiri Medan, Sumatera Utara,Indonesia. Yang diambil dari
Kata Madan Sebelum Guru Patimpus Sembiring Pelawi memeluk
Agama Islam, dia adalah seorang yang mempunyai kepercayaan Pemena.
Guru Patimpus Sembiring Pelawi menikah dengan seorang putri
Raja Pulo Brayan dan mempunyai dua anak lelaki, masing-masing bernama
Kolok dan Kecik.Setelah menikah, Guru Patimpus Sembiring pelawi dan
istrinya membuka kawasan hutan antara Sungai Deli dan Sungai
Babura yang kemudian menjadi Kampung Medan.
***Berkaitan dengan penguasa Aru, tidak dapat dipisahkan
dengan peran lembaga Raja Berempat, yang menurut Peret (2010) telah ada sebelum
pengaruh Aceh. Raja Urung di pesisir ini meliputi Urung Sunggal. Urung XII
Kuta, Urung Sukapiring dan Urung Senembah, yang masing-masing berkaitan dengan
Raja Urung di dataran tinggi (Karo), yakni Urung Telu Kuru merga Karo-Karo),
Urung XII Kuta (merga Karo-Karo), Urung Sukapiring (merga Karo-Karo) dan Urung
VII Kuta (merga Barus).
1612
***Kesultanan
Aceh Darussalam Menyerbu kota kota disepanjang pantai timur sumatera dengan
mulai ekspansinya pada tahun 1612 dalam era kepemimpinan Sultan iskandar Muda
(1607-1636)-(Dennys Lombart 2007:134). Bandar Deli dapat dikuasai dalam 6
minggu.
****pada
tahun 1612 Haru berganti nama dengan GURI dan berganti nama pula dengan Deli.
Kerajaan Deli berpusat di Deli Tua ini adalah Rajanya Suku Karo merga Karo
Sekali dan rakyatnya Suku HARU (lihat keterangan Kejeruan Senembah 1879 kepada
Residen Belanda tentang asalnya Si Mblang Pinggol dan Sawid Deli. Kerajaan Deli
Suku Karo di Deli Tua itu terus menerus menentang dan berontak terhadap
penjajahan ACEH.
****
Sultan Iskandar Muda Aceh menugaskan panglimanya Tuanku Gocah Pahlawan menindas
pemberontakkan Deli Tua itu. Dia akhirnya berhasil mengikat kerjasama dengan
Raja Urung Sunggal, Raja Urung XII Kuta Hamparan Perak; Raja Urung Sukapiring
dan Raja Urung Senembah sehingga dia lalu diangkat oleh Sultan Iskandar Muda
Aceh sebagai Wakil Sultan Aceh di Deli.
**** Dalam kesempatan berikut, Raja
Berempat ini berperan dalam penentuan calon pengganti Sultan di Deli/Serdang,
dengan menempakan Datuk Sunggal sebagai Ulun Janji.
***Dalam surat Iskandar
Muda kepada Best bertanggal tahun 1613 dikatakan, bahwa Raja Aru telah
ditangkap; 70 ekor gajah dan sejumlah besar persenjataan yang diangkut melalui
laut untuk melakukan peperangan-peperangan di Aru. Dalam masa ini sebutan Haru
atau Aru juga digantikan dengan nama Deli.
1632-1653
*Dalik
kemudian juga dikenal sebagai Gocah Pahlawan dan bergelar Laksamana Khuja
Bintan (ada pula sumber yang mengeja Laksamana Kuda Bintan) mendirikan
Kesultanan Deli yang masih di bawah Kesultanan Aceh pada tahun 1632. Dalik
meninggal pada tahun 1653.
1653-1669
*Putranya
Tuanku Panglima Perunggit (Raja Deli II), mengambil
alih kekuasaan dan pada tahun 1669 mengumumkan memisahkan kerajaannya dari
Aceh. Ibu kotanya berada di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.Mengikuti
jejak-jejak negeri pesisir, dan berhubungan dagang dengan VOC di Melaka.
1720
*Deli
pecah dan terbentuk kesultanan Serdang
1814-1823
**Menurut
laporan Jhon Anderson yang berkunjung ke Deli pada tahun 1823, bahwa Sultan
Amaluddin Mangendar (Sultan Deli VI) adalah penguasa Deli pertama yang bergelar
"Sultan" setelah Deli ditaklukan Kesultanan Siak pada tahun 1814.
1833
John Anderson, orang Eropa asal
Inggeris yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang
bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama
Raja Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik
pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai.
1861
*Pada tahun 1861, Kesultanan Deli
secara resmi diakui merdeka dari Siak maupun Aceh. Hal ini menyebabkan Sultan
Deli bebas untuk memberikan hak-hak lahan kepada Belanda maupun
perusahaan-perusahaan luar negeri lainnya.
1862
*tahun
1862 ketika perusahaan Belanda, JF van Leuween, mengirimkan ekspedisi ke Tanah
Deli yang kala itu diwakili oleh Jacobus Nienhuys. Setiba di Deli, mereka
menemukan lokasi yang masih perawan, Deli saat itu adalah dataran rendah
berawa-rawa dan mayoritas ditutupi hutan-hutan primer.
*JF van Leuween memutuskan mundur setelah membaca laporan
tim perusahaan, tetapi Jacobus Neinhuys tidak putus asa. Setelah mendapat
konsesi tanah dari Sultan Mahmud Al Rasyid, Neinhuys menanam tembakau di
Tanjung Spasi. Kali ini usahanya berasil, contoh daun tembakau hasil panen yang
dikirim ke Rotterdam diakui sebagai tembakau bermutu tinggi. Sejak itulah,
tembakau Deli yang bibitnya diperkirakan berasal dari Decatur County, Georgia,
Amerika Serikat menjadi terkenal.
1870
*Deli
Maatschappij, perusahaan perkebunan yang didirikan oleh Jacobus Neinhuys, P.W.
Jenssen, dan Jacob Theodore Cremer, pada tahun 1870 telah berhasil mengekspor
tembakau sedikitnya 207 kilogram.
1873-1924
*Kesultanan
Deli dibawah masa Sultan Ma'moen Al Rasyid (1873-1924) berusaha melakukan
perubahan sistem pemerintahan dan perekonomian. Perubahan sistem ekonomi yang
dilakukan adalah pengembangan pembangunan pertanian dan perkebunan dengan cara
meningkatkan hubungan dengan pihak swasta yang yang menyewa tanah untuk
dijadikan perkebunan internasional. Hubungan tersebut hanya sebatas antara
pemilik dan penyewa. Hasil perkebunan yang meningkat dan hasil penjualan yang
sangat menguntungkan membuat pihak Belanda semakin ingin memperluas lahan yang
telah ada. Pihak Belanda kemudian melakukan negosiasi baru untuk mendapatkan
lahan yang lebih luas dan lebih baik lagi.
1883-1890
*Pada
tahun 1883 perusahaan ini mengekspor tembakau Deli hampir 3,5 juta kilogram,
dan ditaksir nilai kekayaan perusahaan ini mencapai 32 juta gulden pada tahun
1890. Puncaknya pada awal abad ke-20 ketika Deli Maatschappij tampil sebagai
"raja tembakau Deli". Diperkirakan lebih 92 % impor tembakau cerutu
Amerika Serikat berasal dari Kesultanan Deli.
** Pada tahun 1886, Medan secara resmi
memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya menjadi ibukota
Karesidenan Sumatera Timur sekaligus ibukota Kesultanan Deli.
1894
Wafatnya Dt Rastam dan dimakamkan di kesawan. Dt.
rastam adalah kepala urung sukapiring dan tampuk kedatuan sukapiring
selanjutnya sebagai kepala urung Sukapiring adalah Dt. Bahoedin, yg merupakan
anak kedua dr Dt.Rastam. Karena saat itu Dt. Abd. Samad menolak untuk memangku
kepala urung dan memilih tinggal di kuala tanjung.
1909
**Tahun 1909, Medan menjadi kota
yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka
perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri
dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu, dan seorang Tionghoa.
Masa Pendudukan Japan
1942
*Pada tanggal
12 Maret 1942 mendarat pasukan "Imperial Guard" (pasukan penjaga
kaisar yang sangat terlatih dan terpilih) di Perupuk Tanjung Tiram (Batubara)
di bawah pimpinan Jenderal Kono dan dari sana mereka segera menuju Medan.
Sementara itu pasukan KNIL dan Stadwacht Belanda berhasil melarikan diri menuju
Tanah Karo untuk bertahan di Gunung Setan (Tanah Alas). pada tanggal 29 Maret
1942 Jenderal Overakker dan Kolonel Gosenson menyerah kepada Jepang, karena
sisa pasukan Belanda yang 3.000 orang itu tidak akan sanggup melawan pasukan
Jepang sebanyak 30.000 orang yang terlatih dan berpengalaman perang.
*
Sejak direbutnya Malaya, Singapura, dan Sumatera oleh Bala Tentara ke 25
Jepang, maka tanggung jawab pemerintahan dipikul oleh markas Bala Tentara ke 25
yang berkedudukan di Singapura.
* Sejak april 1943 bala tentara ke-25
untuk Sumatera bermarkas di bukit tinggi dan administrasi sumatera dan
malaya/singapore dipisah. Eksistensi kesultanan-kesultanan di Sumatera Timur
masih tetap diakui. Bala Tentara ke 25 membagi Sumatera Timur menjadi 5 pusat
konsentrasi militer Jepang, yaitu sekitar Binjai (Padang Brarang), Sungai
Karang (Galang), Dolok Merangir, Kisaran, dan perkebunan Wingfoot.
*setelah
Jepang masuk, Jepang mencabut semua hak istimewa kaum bangsawan dan lahan
perkebunan diambil alih oleh para buruh.
Masa Kemerdekaan
1945
berita
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus baru dibawa oleh Mr. Teuku Muhammad Hasan
selaku Gubernur Sumatera serta Mr. Amir selaku Wakil Gubernur Sumatera dan
diumumkan di Lapangan Fukereido (sekarang Lapangan Merdeka), Medan pada tanggal
6 Oktober 1945.
1946
*Revolusi Sosial Sumatera Timur adalah gerakan sosial di
Sumatera Timur oleh rakyat yang dihasut oleh kaum komunis terhadap penguasa
kesultanan-kesultanan Melayu. Revolusi ini dipicu oleh gerakan kaum komunis
yang hendak menghapuskan sistem monarki dengan alasan antifeodalisme.
*pihak
pro-republik mendesak kepada komite nasional wilayah Sumatera Timur agar sistem
pemerintahan swapraja dihapuskan dan menggantikannya dengan pemerintahan demokrasi
rakyat sesuai dengan semangat perjuangan kemerdekaan. Namun pihak pro-repbulik
sendiri terpecah menjadi dua kubu; kubu moderat yang menginginkan pendekatan
secara kooperatif untuk membujuk beberapa bangsawan dan kubu radikal (yang
didukung kaum komunis) yang menginginkan jalan kekerasan dengan penggalangan
massa para buruh perkebunan.
* Revolusi oleh kaum radikal akibat hasutan kaum komunis
pecah pada Maret 1946. Berawal di Kesultanan Asahan, revolusi menjalar ke
seluruh monarki Sumatera Timur, termasuk Kesultanan Deli. Istana Sultan Deli
(Istana Maimun) beserta Sultan dan para bangsawan berhasil terlindungi karena
penjagaan TRI dan adanya benteng pertahanan tentara sekutu di Medan.
**keputusan
Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan
Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam). Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam)
Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei /
Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibu kota berkedudukan di Perbaungan.
Sumber informasi:
*
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Deli
**
http://melayuonline.com/ind/history/dig/367
***
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Aru
****
https://limamarga.blogspot.co.id/2012/03/kerajan-aru-haru-karo-dari-tahun-1258.html
Masa Purba dan Masa
Ulayat
****Brahma Putra, dalam bukunya "Karo dari Zaman ke
Zaman" mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatra
Utara yang rajanya bernama Pa lagan".
Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh
dan berkembang bersamaan waktunya dengan kerajaan
Majapahit,Sriwijaya,Johor,Malaka,dan Aceh.Terbukti karena kerajaan Haru pernah
berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut. Kerajaan Haru pada masa
keemasannya, pengaruhnya tersebar mulai dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak
di Riau.
***Pusat
Kerajaan Haru.(Winstedt) meletakkannya di wilayah Deli yang berdiri kemudian.
***catatan
d'Albuquerque (Afonso de Albuquerque) (Commentarios, 1511, BabXVIII) dinyatakan
bahwa penguasa kerajaan-kerajaan kecil di Sumatera bagian Utara dan Sultan
Malaka biasa memiliki orang kanibal sebagai algojo dari sebuah negeri yang
bernama Aru.
1282
***Haru
pertama kali muncul dalam kronik Cina masa Dinasti Yuan, yang menyebutkan
Kublai Khan menuntut tunduknya penguasa Haru pada Cina pada 1282, yang
ditanggapi dengan pengiriman upeti oleh saudara penguasa Haru pada 1295.
****
Berdasarkan literatur tersebut, Lukman Sinar dalam penjelasan lebih lanjut
mengemukakan bahwa pusat kerajaan ARU adalah Deli Tua dan telah menganut Islam.
1285
****Menurut
catatan MOP dalam bukunya ”Tuanku Rao” sepenakluk Aceh terhadap ”Nagur”, Mara Silu dan laskar yang tersisa menghancurkan bandar Pase
(Aceh) pada tahun 1285 dan masuk Islam serta berganti nama menjadi Malikul
Saleh, Sultan Samudra Pase yang pertama.
1336
***Kerajaan Aru atau Haru merupakan sebuah kerajaan yang
pernah berdiri di wilayah pantai timur Sumatera Utara sekarang. Nama kerajaan
ini disebutkan dalam Pararaton (1336) dalam teks Jawa Pertengahan (terkenal
dengan Sumpah Palapa) yang berbunyi [dlm bahasa indonesia]
“Dia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin
melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai)
Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun,
Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,
demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa
*** Juga dalam catatan Mendes Pinto
(1539), dinyatakan adanya masyarakat 'Aaru' di pesisir Timur Laut Sumatera dan
mengunjungi rajanya yang muslim, sekitar dua puluh tahun sebelumnya, Duarte
Barbosa sudah mencatat tentang kerajaan Aru yang ketika itu dikuasai oleh
orang-orang kanibal penganut paganisme.
1411-1539
***Pada abad ke-15 Sejarah Dinasti Ming menyebutkan bahwa
"Su-lu-tang Husin", penguasa Haru, mengirimkan upeti pada Cina tahun
1411.
****Nama
Sultan Husin juga telah disebut-sebut dalam Sejarah Melayu, yaitu sebagai
penguasa Aru sekaligus menantu Sultan Mahmud Shah (Raja Melaka) yang terakhir
1488-1528
Pada
1431 Cheng Ho kembali mengirimkan hadiah pada raja Haru, namun saat itu Haru
tidak lagi membayar upeti pada Cina.
***Raja Haru dan penduduknya telah
memeluk agama Islam, sebagaimana disebutkan dalam Yingyai Shenglan (1416),
karya Ma Huan yang ikut mendampingi Laksamana Cheng Ho dalam pengembaraannya .
****
“Sejarah Melayu” (Variant Version) menceritakan ketika Sultan Mahmud Melaka
terusir Portugis 1511 M. dan menetap di Bintan, Sultan Husin dari Haru
berkunjung kesana dan kawin dengan Tun Puteh puteri Sultan Mahmud dan ribuan
orang Melayu Johor/Riau turut mengantar tinggal di HARU.
****Pasukan Aceh yang
pada tahun 1524 berhasil mengusir Portugis dari Pidi dan Pasai kemudian
menguber sisa-sisa pasukan Portugis yang lari ke Aru. Kerajaan Aru diserang
Aceh sebanyak dua kali yakni pada bulan Januari dan November 1539
****Penyerangan
Sultan Aceh Alaidin Riayatsjah-I bilad Mahkota Alam (alias Al Qahhar) ke Haru,
diceritakan oleh orang Portugis Ferdinand Mendes Pinto dan juga “Hikayat Puteri Hijo” dari
Siberaya (lihat Middendorp).Benteng di kepung 6 hari.
1590-1613
** Melalui Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah
Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia
Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof.Mahadi, SH, Sekretaris
Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas
Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs.Payung Bangun, MA dan R.
Muslim Akbar. Dan DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini
sehingga merekapun membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya
antara lain Drs.M.Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan
Mas Sutarjo. Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat
Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota
Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang
diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli 1590.
Hasil penetlitian sementara disebutlah nama Guru Patimpus sebagai pembuka
sebuah kampung di pertemuan dua sungai babura dan sungai deli, disebuah kampung
yang bernama Medan Puteri.
***** Guru Patimpus Sembiring Pelawi (lahir di Aji
Jahe, hidup sekitar akhir abad ke-16 dan awal abad
ke-17), Guru Patimpus berasal dari dataran tinggi Karo. Guru
Patimpus Sembiring Pelawi adalah orang yang dikenal sebagai
pendiri Medan, Sumatera Utara,Indonesia. Yang diambil dari
Kata Madan Sebelum Guru Patimpus Sembiring Pelawi memeluk Agama Islam,
dia adalah seorang yang mempunyai kepercayaan Pemena. Guru
Patimpus Sembiring Pelawi menikah dengan seorang putri Raja Pulo
Brayan dan mempunyai dua anak lelaki, masing-masing bernama Kolok dan
Kecik.Setelah menikah, Guru Patimpus Sembiring pelawi dan istrinya
membuka kawasan hutan antara Sungai Deli dan Sungai
Babura yang kemudian menjadi Kampung Medan.
***Berkaitan dengan penguasa Aru, tidak dapat dipisahkan
dengan peran lembaga Raja Berempat, yang menurut Peret (2010) telah ada sebelum
pengaruh Aceh. Raja Urung di pesisir ini meliputi Urung Sunggal. Urung XII
Kuta, Urung Sukapiring dan Urung Senembah, yang masing-masing berkaitan dengan
Raja Urung di dataran tinggi (Karo), yakni Urung Telu Kuru merga Karo-Karo),
Urung XII Kuta (merga Karo-Karo), Urung Sukapiring (merga Karo-Karo) dan Urung
VII Kuta (merga Barus).
1612
***Kesultanan Aceh Darussalam Menyerbu kota kota
disepanjang pantai timur sumatera dengan mulai ekspansinya pada tahun 1612
dalam era kepemimpinan Sultan iskandar Muda (1607-1636)-(Dennys Lombart
2007:134). Bandar Deli dapat dikuasai dalam 6 minggu.
****pada tahun 1612 Haru
berganti nama dengan GURI dan berganti nama pula dengan Deli. Kerajaan Deli
berpusat di Deli Tua ini adalah Rajanya Suku Karo merga Karo Sekali dan
rakyatnya Suku HARU (lihat keterangan Kejeruan Senembah 1879 kepada Residen
Belanda tentang asalnya Si Mblang Pinggol dan Sawid Deli. Kerajaan Deli Suku
Karo di Deli Tua itu terus menerus menentang dan berontak terhadap penjajahan
ACEH.
****
Sultan Iskandar Muda Aceh menugaskan panglimanya Tuanku Gocah Pahlawan menindas
pemberontakkan Deli Tua itu. Dia akhirnya berhasil mengikat kerjasama dengan
Raja Urung Sunggal, Raja Urung XII Kuta Hamparan Perak; Raja Urung Sukapiring
dan Raja Urung Senembah sehingga dia lalu diangkat oleh Sultan Iskandar Muda
Aceh sebagai Wakil Sultan Aceh di Deli.
**** Dalam kesempatan berikut, Raja
Berempat ini berperan dalam penentuan calon pengganti Sultan di Deli/Serdang,
dengan menempakan Datuk Sunggal sebagai Ulun Janji.
***Dalam surat Iskandar
Muda kepada Best bertanggal tahun 1613 dikatakan, bahwa Raja Aru telah
ditangkap; 70 ekor gajah dan sejumlah besar persenjataan yang diangkut melalui
laut untuk melakukan peperangan-peperangan di Aru. Dalam masa ini sebutan Haru
atau Aru juga digantikan dengan nama Deli.
1632-1653
*Dalik kemudian juga dikenal sebagai Gocah Pahlawan dan
bergelar Laksamana Khuja Bintan (ada pula sumber yang mengeja Laksamana Kuda
Bintan) mendirikan Kesultanan Deli yang masih di bawah Kesultanan Aceh pada
tahun 1632. Dalik meninggal pada tahun 1653.
1653-1669
*Putranya Tuanku Panglima Perunggit (Raja Deli II),
mengambil alih kekuasaan dan pada tahun 1669 mengumumkan memisahkan kerajaannya
dari Aceh. Ibu kotanya berada di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.Mengikuti
jejak-jejak negeri pesisir, dan berhubungan dagang dengan VOC di Melaka.
1720
*Deli pecah dan terbentuk kesultanan Serdang
1814-1823
**Menurut laporan Jhon Anderson yang berkunjung ke Deli
pada tahun 1823, bahwa Sultan Amaluddin Mangendar (Sultan Deli VI) adalah
penguasa Deli pertama yang bergelar "Sultan" setelah Deli ditaklukan
Kesultanan Siak pada tahun 1814.
1833
John Anderson, orang Eropa asal Inggeris yang mengunjungi
Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini
berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan sudah
sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan
pengangkut lada yang menuruni sungai.
1861
*Pada tahun 1861, Kesultanan Deli secara resmi diakui
merdeka dari Siak maupun Aceh. Hal ini menyebabkan Sultan Deli bebas untuk
memberikan hak-hak lahan kepada Belanda maupun perusahaan-perusahaan luar
negeri lainnya.
1862
*tahun 1862 ketika perusahaan Belanda, JF van Leuween,
mengirimkan ekspedisi ke Tanah Deli yang kala itu diwakili oleh Jacobus
Nienhuys. Setiba di Deli, mereka menemukan lokasi yang masih perawan, Deli saat
itu adalah dataran rendah berawa-rawa dan mayoritas ditutupi hutan-hutan
primer.
*JF van Leuween memutuskan mundur setelah membaca laporan
tim perusahaan, tetapi Jacobus Neinhuys tidak putus asa. Setelah mendapat
konsesi tanah dari Sultan Mahmud Al Rasyid, Neinhuys menanam tembakau di
Tanjung Spasi. Kali ini usahanya berasil, contoh daun tembakau hasil panen yang
dikirim ke Rotterdam diakui sebagai tembakau bermutu tinggi. Sejak itulah,
tembakau Deli yang bibitnya diperkirakan berasal dari Decatur County, Georgia,
Amerika Serikat menjadi terkenal.
1870
*Deli Maatschappij, perusahaan perkebunan yang didirikan
oleh Jacobus Neinhuys, P.W. Jenssen, dan Jacob Theodore Cremer, pada tahun 1870
telah berhasil mengekspor tembakau sedikitnya 207 kilogram.
1873-1924
*Kesultanan Deli dibawah masa Sultan Ma'moen Al Rasyid
(1873-1924) berusaha melakukan perubahan sistem pemerintahan dan perekonomian.
Perubahan sistem ekonomi yang dilakukan adalah pengembangan pembangunan
pertanian dan perkebunan dengan cara meningkatkan hubungan dengan pihak swasta
yang yang menyewa tanah untuk dijadikan perkebunan internasional. Hubungan
tersebut hanya sebatas antara pemilik dan penyewa. Hasil perkebunan yang meningkat
dan hasil penjualan yang sangat menguntungkan membuat pihak Belanda semakin
ingin memperluas lahan yang telah ada. Pihak Belanda kemudian melakukan
negosiasi baru untuk mendapatkan lahan yang lebih luas dan lebih baik lagi.
1883-1890
*Pada tahun 1883 perusahaan ini mengekspor tembakau Deli
hampir 3,5 juta kilogram, dan ditaksir nilai kekayaan perusahaan ini mencapai
32 juta gulden pada tahun 1890. Puncaknya pada awal abad ke-20 ketika Deli
Maatschappij tampil sebagai "raja tembakau Deli". Diperkirakan lebih
92 % impor tembakau cerutu Amerika Serikat berasal dari Kesultanan Deli.
**
Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun
berikutnya menjadi ibukota Karesidenan Sumatera Timur sekaligus ibukota
Kesultanan Deli.
1894
Wafatnya Dt Rastam dan dimakamkan di kesawan. Dt.
rastam adalah kepala urung sukapiring dan tampuk kedatuan sukapiring
selanjutnya sebagai kepala urung Sukapiring adalah Dt. Bahoedin, yg merupakan
anak kedua dr Dt.Rastam. Karena saat itu Dt. Abd. Samad menolak untuk memangku
kepala urung dan memilih tinggal di kuala tanjung.
1909
**Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar
Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara
besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua
orang bumiputra Melayu, dan seorang Tionghoa.
Masa Pendudukan Japan
1942
*Pada tanggal 12 Maret 1942 mendarat pasukan
"Imperial Guard" (pasukan penjaga kaisar yang sangat terlatih dan
terpilih) di Perupuk Tanjung Tiram (Batubara) di bawah pimpinan Jenderal Kono
dan dari sana mereka segera menuju Medan. Sementara itu pasukan KNIL dan
Stadwacht Belanda berhasil melarikan diri menuju Tanah Karo untuk bertahan di
Gunung Setan (Tanah Alas). pada tanggal 29 Maret 1942 Jenderal Overakker dan
Kolonel Gosenson menyerah kepada Jepang, karena sisa pasukan Belanda yang 3.000
orang itu tidak akan sanggup melawan pasukan Jepang sebanyak 30.000 orang yang
terlatih dan berpengalaman perang.
* Sejak direbutnya Malaya, Singapura,
dan Sumatera oleh Bala Tentara ke 25 Jepang, maka tanggung jawab pemerintahan
dipikul oleh markas Bala Tentara ke 25 yang berkedudukan di Singapura.
*
Sejak april 1943 bala tentara ke-25 untuk Sumatera bermarkas di bukit tinggi
dan administrasi sumatera dan malaya/singapore dipisah. Eksistensi
kesultanan-kesultanan di Sumatera Timur masih tetap diakui. Bala Tentara ke 25
membagi Sumatera Timur menjadi 5 pusat konsentrasi militer Jepang, yaitu
sekitar Binjai (Padang Brarang), Sungai Karang (Galang), Dolok Merangir, Kisaran,
dan perkebunan Wingfoot.
*setelah Jepang masuk, Jepang mencabut semua hak istimewa
kaum bangsawan dan lahan perkebunan diambil alih oleh para buruh.
Masa Kemerdekaan
1945
berita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus baru dibawa oleh
Mr. Teuku Muhammad Hasan selaku Gubernur Sumatera serta Mr. Amir selaku Wakil
Gubernur Sumatera dan diumumkan di Lapangan Fukereido (sekarang Lapangan
Merdeka), Medan pada tanggal 6 Oktober 1945.
1946
*Revolusi Sosial Sumatera Timur adalah gerakan sosial di
Sumatera Timur oleh rakyat yang dihasut oleh kaum komunis terhadap penguasa
kesultanan-kesultanan Melayu. Revolusi ini dipicu oleh gerakan kaum komunis
yang hendak menghapuskan sistem monarki dengan alasan antifeodalisme.
*pihak
pro-republik mendesak kepada komite nasional wilayah Sumatera Timur agar sistem
pemerintahan swapraja dihapuskan dan menggantikannya dengan pemerintahan
demokrasi rakyat sesuai dengan semangat perjuangan kemerdekaan. Namun pihak
pro-repbulik sendiri terpecah menjadi dua kubu; kubu moderat yang menginginkan
pendekatan secara kooperatif untuk membujuk beberapa bangsawan dan kubu radikal
(yang didukung kaum komunis) yang menginginkan jalan kekerasan dengan
penggalangan massa para buruh perkebunan.
* Revolusi oleh kaum radikal akibat
hasutan kaum komunis pecah pada Maret 1946. Berawal di Kesultanan Asahan,
revolusi menjalar ke seluruh monarki Sumatera Timur, termasuk Kesultanan Deli.
Istana Sultan Deli (Istana Maimun) beserta Sultan dan para bangsawan berhasil
terlindungi karena penjagaan TRI dan adanya benteng pertahanan tentara sekutu
di Medan.
**keputusan
Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan
Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam). Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam)
Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei /
Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibu kota berkedudukan di Perbaungan.
Sumber informasi:
*
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Deli
**
http://melayuonline.com/ind/history/dig/367
*** https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Aru
****
https://limamarga.blogspot.co.id/2012/03/kerajan-aru-haru-karo-dari-tahun-1258.html
SEJARAH KEULAYATAN SUKAPIRING
Sembiring adalah salah satu sub-suku Karo, yang sekarang
dikenal sebagai salah satu marga dari lima marga induk (Merga Silima:
Karo-karo, Ginting, Tarigan, Sembiring, dan Peranginangin) yang terdapat pada
Suku Karo. Suku Karo merupakan suku asli yang mendiami Sumatera Timur.
Pelawi (Sembiring Pelawi) adalah salah satu sub-merga dari
Merga Sembiring dari 5 (lima) marga yang ada di Suku Karo(Merga Silima);
yaitu : 1. Sembiring, 2. Ginting, 3. Tarigan, 4. Peranginangin, dan 5.
Karo-Karo. Adapun tokoh penting dari merga Sembiring Pelawi ini adalah Guru
Patimpus Sembiring Pelawi yang merupakan putra asli Karo pendiri Kuta Mada'n
yang sekarang merupakan kota ke-3 terbesar di Indonesia yang kita kenal dengan
Kota Medan. Selain pendiri Kota Medan, Guru Patimpus juga merupakan
cikal-bakal(leluhur) dari Urung(negeri/kerajaan) Sepuluh Dua Kuta(XII Kuta)-
Amparen Pirak(Hamparan Perak) dan Urung Sukapiring Serdang.
Pada tahun 1613 dikatakan, bahwa Raja Aru telah ditangkap;
70 ekor gajah dan sejumlah besar persenjataan yang diangkut melalui laut untuk
melakukan peperangan-peperangan di Aru. Dalam masa ini sebutan Haru atau Aru
juga digantikan dengan nama Deli. Kerajaan Deli berpusat di Deli Tua ini adalah
Rajanya Suku Karo merga Karo Sekali dan rakyatnya Suku HARU (lihat keterangan
Kejeruan Senembah 1879 kepada Residen Belanda tentang asalnya Si Mblang Pinggol
dan Sawid Deli. Kerajaan Deli Suku Karo di Deli Tua itu terus menerus menentang
dan berontak terhadap penjajahan ACEH. Sultan Iskandar Muda Aceh menugaskan
panglimanya Tuanku Gocah Pahlawan menindas pemberontakkan Deli Tua itu. Dia
akhirnya berhasil mengikat kerjasama dengan Raja Urung Sunggal, Raja Urung XII
Kuta Hamparan Perak; Raja Urung Sukapiring dan Raja Urung Senembah sehingga dia
lalu diangkat oleh Sultan Iskandar Muda Aceh sebagai Wakil Sultan Aceh di Deli.
Kemudian tahun 1632 mendirikan Kesultanan Deli. Pada masa kepemimpinan Putranya
Tuanku Panglima Perunggit (Raja Deli II), mengambil alih kekuasaan dan
pada tahun 1669 mengumumkan memisahkan kerajaannya dari Aceh. Ibu kotanya
berada di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.
Urung atau perbapaan dan kuta menandakan masyarakatnya
tergolong dari rumpun karo karo atau puak batak karo. Pengaruh perubahan adat, agama dan sistem
perintahan kemudian para urung atau perbapaan kemudian berubah menjadi
kedatuan.
Urung/Kedatuan Sukapiring
***Berkaitan dengan penguasa Aru, tidak dapat dipisahkan
dengan peran lembaga Raja Berempat, yang menurut Peret (2010) telah ada sebelum
pengaruh Aceh. Raja Urung di pesisir ini meliputi: Urung Sunggal. Urung XII
Kuta, Urung Sukapiring dan Urung Senembah, yang masing-masing berkaitan dengan
Raja Urung di dataran tinggi (Karo), yakni Urung Telu Kuru merga Karo-Karo),
Urung XII Kuta (merga Karo-Karo), Urung Sukapiring (merga Karo-Karo) dan Urung
VII Kuta (merga Barus).
Urung sukapiring/Urung Sipitu Kuta/Urung VII Kuta adalah
marga karo karo, palawi dan barus dahulu kala wilayahnya delitua, kampung baru,
kesawan, sukamulia. Wilayah urung ini terus berkembang seiring bertambahnya
anggota keluarga dan kerabat dikalangan warga sukapiring. Saat itu Guru Bagelit
menerima hak ulayat tanah dari guru patimpus didaerah kampung durian Delitua.
Kepala Urung / Datuq Sukapiring
I . Guru Patimpus
abad 15-16
II. Guru Bagelit
III. Marah Umar
IV. Shah Nabab
V. Taajib
VI. Datuq Malat
VII. Datuq Qahar
VII. Datuq Rastam bin
Dt. Syahdewa bin Dt. Qahar wafat (1894)
IX. Datuq Bahaoedin
bin Dt. Rastam
(wafat 1911)
X. Datuq Badsah bin
Dt. Rastam (wafat 1924)
XI. Datuq Kamil bin
Dt Bahaoedin (wafat 1963)
XIV. Datuq Bahaoedin bin Dt. Kamil (wafat?)
XV. Datuq Bahaudin
bin Dt. Bahaoedin (wafat?)
XVI. Datuq Fauzi bin??
Mereka ini diakui dalam kerabat sukapiring diakui sebagai
perbapaan atau kepala urung atau kepala kedatuan sukapiring yang mengurus
membina, mengayomi, melindungi dan mengatur pemanfaatan harta pusaka tinggi dan
tanah ulayat sukapiring (bersama sama menjadi datuq 4 suku lainnya dan disahkan
oleh sultan ini berlaku setelah adanya kesultanan deli) untuk tujuan kemakmuran
keluarganya sendiri, saudara, kemenakan dan seluruh kerabat dalam lingkungan
kedatuan khususnya dan kesultanan umumnya.
16/10/16, 14:15 - Pemicu terjadinya 'Perang Sunggal' ini
adalah masalah tanah. Pada 1870 Sultan
Mahmud Perkasa Alam (Sultan Deli) memberikan tanah yang
subur di wilayah
Sunggal untuk dijadikan konsensi perkebunan perusahaan
Belanda yang bernama De
Rotterdam dan Deli Maschapij. Pemberian tanah ini tanpa
melalui perundingan
dengan penguasa serta rakyat wilayah Sunggal sehingga
timbullah perlawanan
bersenjata. Pada 1872 Datuk Badiuzzaman Surbakti dan adiknya
Datuk Alang
Muhammad Bahar Surbakti dengan didukung rakyat Serbanyaman
(Sunggal) dan suku
Karo lainnya mulai mengadakan perlawanan dengan mengangkat
senjata terhadap
Belanda. Ketika itu, Belanda didukung oleh Sultan Mahmud
Perkasa Alam.
Perlawanan rakyat Serbanyaman (Sunggal) dilakukan rakyat
dengan bergerilya
sambil membakar bangsal-bangsal tembakau di atas tanah
rakyat yang dikuasai
oleh Belanda. Perang ini berlangsung sampai dengan 1895.
Nah ternyata ada juga keturunan Guru Patimpus yang heroik.
Pada masa ini kepala urung sukapiring
adalah DT. Rastam krn beliau meninggal th 1894. Perang sunggal 1872 sd
1895. Apakah dlm hal ini Dt. Rastam menyetujui belerjasama dengan Deli
Maskapij?
Dt sunggal sekarang adalah Dt. Syaifi yg ibunya adalah anak Dt. Badsah.
Lantas jika suku karo lainnya bertempur dlm hal ini Dt 4
suku, kemudian apakah terjadi pembaharuan perjanjian konsensi di kesultanan
deli?
Kepala Urung Sukapiring mempunyai peranan yang sangat
penting dan menentukan dalam kekuatan kekerabatan adat Melayu Deli itu sendiri,
tanpa kepala urung suatu wilayah kesultanan Deli diibaratkan seperti kampung
atau negeri yang tidak bertuan karena tidak akan jalan tatanan adat yang
dibuat, Cantik rupenya suatu negeri ade kepala urung dan semakin semakin
semarak dengan yang mude-mude.
Kepala Urung/Kedatuan adalah gelar pusaka adat dalam suatu
suku atau kaum yang diberikan kepada seseorang keturunan datuq dalam suku atau
kaum itu sendiri dengan dipilih atau ditunjuk dan diangkat oleh anak kemenakan
suatu suku atau kaum yang bersangkutan melalui upacara adat dan direstui oleh
datuq 4 suku dan sultan deli yang disebut penabalan.
Pelepasan hak dan kewajiban sebagai kepala urung
sukapiring"
Ketidak sesuaian antara harapan para pewaris adat sukapiring
dengan tindakan penggunaan kekuasaan
kepala urung sukapiring saat ini dalam menjalankan hak dan kewajibannya
dikesultanan Deli sebagai bagian dari Datuk 4 suku, maka pemangku kepala urung/
kedatuan sukapiring saat ini (Dt. Fauzi yang sudah memangku lebih dari 20
tahun) dinilai gagal dalam tugasnya untuk mengharmonisasikan berbagai tindakan
untuk tujuan kemashalatan hak pewaris adat sukapiring dalam membina, mengayomi,
melindungi dan mengatur hak waris adatnya untuk tujuan kemakmuran bersama hak
pewaris adat dan terjaganya semua fungsi sosiologis dan magis yang hidup dalam
kekerabatan sukapiring serta mempertahankan dan memelihara tertib eksistensi
geneologis sukapiring.
Harapan termaktub dalam setiap kali pertemuan diantara para
pewaris adat dan kaum sukapiring; yang pertemuan/kerapatan seringkali diadakan
baik meliputi pertemuan yang bersifat rutin maupun dalam berbagai pertemuan
untuk tujuan tertentu, yang mana pada setiap pertemuan kerap kali tidak bisa
dihadiri oleh Dt. Fauzi sebagai kepala urung sukapiring; Adapun butir harapan
dan keberatan dari para hak pewaris adat dapat disampaikan sbb:
Harapan;
Kepala urung harus mampu menjalankan fungsi sosiologis dan
magis yang menjunjung tinggi kebaikan sesuai nilai-nilai adat melayu
berlandaskan kaidah Islam al-quran dan hadist.
Keberatan;
- Tidak pernah ada undangan adat yang diterima oleh para
pewaris adat sukapiring yang mengatasnamakan kedatuan sukapiring untuk
membicarakan hal bersifat sosial kemasyarakatan ulayat sukapiring dalam
membangun tali silaturahim diantara para pewaris adat sukapiring.
Harapan:
Kehendak dari para pewaris adat dan warga sukapiring adalah
adanya proses yang teratur dan lancar dalam pelaksanaan hak dan kewajiban oleh
kepala urung dalam pergaulan hidup berkeluarga dan bermasyarakat.
Keberatan:
- Tidak dapat meluangkan waktu untuk permintaan pertemuan
dengan para pewaris adat dan warga sukapiring
- Tidak adanya permintaan pertimbangan dari para sesupuh
pewaris adat sukapiring dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut hak
ulayat pewaris adat sukapiring
- Tidak pernah memberitahukan mengenai adanya pengalihan hak
atas tanah ulayat sukapiring kepada pihak perseorangan baik sebelum
disetujuinya pengalihan hak tersebut maupun hak pengalihan tersebut sudah resmi
diberikan kepada pihak lain.
Harapan:
Hak pewarisan adat kepala Urung Sukapiring diperlukan untuk
mempertahankan dan memelihara tertib eksistensi geneologis sukapiring.
Keberatan:
- Adanya informasi publik di internet dan keresahan di
kalangan warga keturunan langsung dan para pewaris adat sukapiring mengenai
Dt.Rustam yang mendapatkan gelar adat sebagai Dt. Sukapiring pada tanggal
10/4/2014. Hal ini tidak pernah ditanggapi melalui kerapatan kesatuan
sukapiring maupun melalui penjelasan media publik.
Harapan;
Menjaga marwah dan ketegas kedatuan sukapiring sebagai
bagian dari datuq 4 suku di kesultanan Deli, turut serta melakukan tindakan
tuntutan hukum atas pelanggaran hukum
khususnya diwilayah hak pewaris sukapiring.
Keberatan:
- Sebagai kepala urung dan pewaris sukapiring, tidak pernah
melaporkan dan membicarakannya dalam kerapatan kedatuan atas adanya pelanggaran
tertib hukum masyarakat atau turut mengajukan pelaporan untuk dikenai sanksi
hukum sebagai sarana kontrol sosial
Harapan:
Membina, mengayomi, melindungi dan mengatur pemanfaatan
harta pusaka tinggi dan tanah hak ulayat sukapiring untuk kemakmuran pewaris
hak sukapiring.
Keberatan:
- Tidak adanya optimalisasi harta/tanah hak ulayat
sukapiring yang dapat diupayakan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan hak
pewaris dan warga sukapiring. Sehingga adanya pelaksanaan peran sosial yang
bersifat ekonomi kemasyarakatan
- Tidak adanya karya dokumentasi sejarah bersifat publik
yang berhasil di sampaikan untuk referensi hak pewaris adat sukapiring
- Tidak adanya penerimaan hasil dari penggunaan dan
pemanfataan harta/tanah ulayat sukapiring yang dapat bermanfaat ekonomi bagi
para pewaris khususnya dan warga sukapiring umumnya
A. Pemangku adat kepala urung sukapiring
~ Pengusungan dan usulan nama untuk kepala urung setelah
diverifikasi oleh tengku hilali bayar kepada 7 anak keturunan dt rastam akan
difinalisasi jum'at dan dibahas untuk diputuskan pada kerapatan urung
sukapiring yang insyaallah akan diadakan hari Sabtu, 22 okt 2016, tempat akan
diinformasikan kemudian.
~ Pada mahkamah kerapatan kedatuan tersebut rencananya akan
mengundang semua kerabat sukapiring dari keturunan Dt. Rastam. Dan akan
dipilih perwakilan 1 orang yang dituakan atau yg bisa mewakilkan dari setiap anak datuk rastam untuk menandata
tangani hasil keputusan mahkamah kerapatan mengenai penggantian dan
pengangkatan kepala urung sukapiring dan di saksikan kepada semua keturunan dt
rastam yg hadir.
~ Semua hak pewaris adat sukapiring yang ikut dalam mahkamah
kerapatan ikut menandatangani sebagai saksi kerapatan urung sukapiring. Dan
dilampirkan dalam surat keputusan surat mahkamah kerapatan kedatuan sukapiring.
~ Peserta mahkamah kerapatan urung sukapiring disarankan
menggunakan pakaian melayu. Pria Teluk Belanga+Peci dan Wanita baju kurung.
Untuk bagian dari dokumentasi yang dilampirkan dalam surat keputusan mahkamah
kerapatan kedatuan sukapiring dan risalahnya.
Koordinasi kerja:
~ menghubungi dan koordinasi untuk perwakilan dari setiap
anak Dt. Rastam. (t. Yan Hilali Bayar)
~ koordinasi untuk finalisasi tempat dan undangan mahkamamah
kerapatan kedatuan Rizwan~ koordinasi utk memberikan pengarahan kepada Dt.
Mahdi selama 1 hari sebelum hari H mahkamah kerapatan urung sukapiring.
Pembentukan LSM Sukapiring
~ saat ini kegiatan Pembentukan LSM masih tahap pengumpulan
dan inventarisasi anggota kerabat sukapiring via WA. Masih butuh utk terus
dikembangkan sambil berjalan.
~ Utk Koordinasi LSM, membentuk tim pendiri dan pengurus LSM
(Rizwan, Syafri, Junisab, Robin, Ivan, Ai) sementara ini dibentuk TIM kecil
dahulu untuk mempertajam maksud dan tujuan.
~ Tim kecil rencana Minggu / 16~10-2016 jam 11:00 adakan
pertemuan ( diharapkan dr grup wa yang ada dan bersedia ikut dalam tim kecil
dapat hadir)
~ Nama LSM yang akan dipilih dari usulan nama yang ada dari
member grup WA.
~ Tim Kecil LSM diharapakan dapat menjelaskan ad:art secara
umum setelah acara mahkamah kerapatan mengenai kepala urung selesai. Untuk merekrut anggota pengurus yang berminat dan
berpotensi.(Deswin Nazamudin Bin Nazran Nazamudin)